90 Menit

·

3 min read

90 Menit

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. As-Sajdah: 5)

Akhir-akhir ini, beberapa kali aku mencoba mentadabburi ayat di atas. Aku mencoba menerka-nerka, mengingat-ingat kembali, sejauh mana aku berjalan kepada kebaikan, apakah dengan itu semua, aku siap untuk bertemu dengan-Nya? atau malah justru tenggelam dalam kemurkaan-Nya :)

Aku mengingat sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terkait umur umat-Nya, yang hanya 60 sampai 70 tahun saja, dan tidak banyak yang melampaui rentang waktu umur tersebut.

Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut. (HR. Ibnu Majah no. 4236)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, wafat saat beliau diusia 63 tahun, begitu juga dengan Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar ibn Khattab, wafat diusia yang sama, yakni 63 tahun, adapun Ali bin Abi Thalib wafat diusia antara 60-63 tahun. Bukankah angka tersebut sama seperti yang disabdakan Rasulullah? Sementara Utsman bin Affan, mewakili sabda Rasulullah "sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut", wafat diusia 82 tahun. Radhiyallahu anhum ajma'in.

Kembali ke As-Sajdah ayat 5, dengan mengetahui riwayat di atas, anggap saja rata-rata umur manusia adalah 63 tahun, dan di sisi Allah azza wa jalla, 1 hari setara dengan 1000 tahun di sisi manusia (berdasarkan tafsir surat As-Sajdah ayat 5).

Jika 1 hari adalah 24 jam yang mana setara dengan 1000 tahun di sisi manusia, maka

$$\frac{24}{1000} \approx 1 \text{ tahun di sisi manusia}$$

Dengan umur rata-rata manusia adalah 63 tahun, berarti

$$\frac{24}{1000} \times 63 \approx 63 \text{ tahun di sisi manusia}$$

Aku coba konversikan menjadi jam, dan hasilnya

$$\frac{24}{1000} \times 63 = 1.512 \text{ jam }$$

Sedangkan jika dalam menit, maka

$$1.512 \text { jam} \times 60 \text { menit} = 90.72 \text { menit }$$

Dan ternyata, waktu kita di dunia ini sangatlah singkat, 90 menit, dan kita memerlukan bekal yang banyak untuk menempuhnya. Bahkan terkadang, kita diharuskan banting tulang untuk menjalani kehidupan ini.

Jika untuk 90 menit ini saja kita banting tulang untuk menjalaninya, sudahkah kita mencari bekal dengan banting tulang juga, untuk alam barzakh yang mungkin bisa sampai ribuan tahun di sisi manusia?

Perlu diingat kembali, bahwa setelah kita melewati kehidupan ini, tidak ada lagi yang berguna kecuali amal baik kita. Tidak ada pakaian, tidak ada sandal, dan bahkan matahari hanya berjarak 1 mil, tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18)

Kembali lagi ke paragraf dimana aku membuka tulisan ini, apakah dengan amalan-amalan kita (terkhusus diriku sendiri), kita siap untuk bertemu dengan-Nya atau malah justru tenggelam dalam kemurkaan-Nya? sedangkan kita di dunia ini hanya diberi waktu yang sangat singkat.

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-A'raf: 34)

Hidayah hanya milik Allah subhanahu wa ta'ala dan semoga kita senantiasa mendapatkan taufiq dan hidayah-Nya, Aamiin ya Rabbal alamin.

Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung'. Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui' (QS. Al-Mu'minun: 112-114)

Semoga bermanfaat,
Wallahu a'lam bish-shawab,
Barakallahu fiikum.